... Di saat itu muncul lah dari balik pepohonan rindang seorang gadis cantik dengan rambut hingga ke tanah. ia berdiri di samping pemuda tidur dan menyentuh dahi sang pemuda dengan tangannya yang sehalus sutera.
sang pemuda memandangnya lewat mata mengantuk seolah-olah dibangunkan oleh sinar matahari.
ketika sang pemuda sadar bahwa puteri sang Emir berdiri di sampingnya, ia pun bersujud seperti musa ketika melihat semak menyala.
sang pemuda mencoba berbicara. kata-kata tidak ke luar dari bibirnya tetapi matanya yang berkaca-kaca menggantikan lidahnya.
gadis itu merangkulnya, mengecup bibirnya; lalu ia mengecup matanya, mengeringkan air matanya yang banyak dan bibirnya dengan kecupan.
dengan suara yang lebih halus daripada suara buluh, sang gadis berkata; "aku melihatmu, kasihku, dalam mimpiku; aku melihat wajahmu dalam kesepianku. engkaulah pasangan jiwaku dan belahan dari mana aku dipisahkan ketika aku diperintahkan untuk datang ke dunia ini".
"sembunyi-sembunyi aku datang ke mari untuk menemuimu, kasihku. jangan takut; sekarang engkau dalam rangkulanku. kutinggalkan kemuliaan yang mengelilingi ayahku dan datang untuk mengikutimu ke ujung dunia, dan untuk minum bersamamu cawan kehidupan dan kematian".
"ayolah kasihku, marilah kita pergi ke padang belantara, jauh dari peradaban".
dan pasangan kekasih inipun berjalan ke dalam hutan, ke dalam kegelapan malam, tidak takut kepada sang Emir ataupun hantu-hantu kegelapan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar